Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika - Jilid 2

/ Minggu, 05 April 2015 /


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA25GmOsqMk1EEUlfgcGSsZURgv9-pvl6uvsw02O4zHPb2CIH0LRMwQ6A2f0dJrW28jxTuZa80cAiU8UF7_5gxVESk5e3dOLXwsoxCMvn4LAWLsaT1f31pNp2enoQbUH5N9Ztr_tzXXAA/s320/Surveyor.jpg

Halo para pembaca sekalian...
Mungkin pembaca sekalian sudah pernah membaca artikel di blog ini tentang Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika, di link berikut.
Disitu akan pembaca temukan Q&A dari adanya Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika. Di dalam artikel ini saya ingin menceritakan beberapa sisi lain dari Jurusan Geodesi dan Geomatika agar mampu membuka pikiran pembaca sekalian tentang jurusan ini, dan pengetahuan pembaca sekalian tidak sepotong-potong dan untuk kemajuan keilmuan geodesi dan geomatika ke depannya, dan mungkin juga termasuk bidang ke-teknik-an lain.

Teknik Geodesi dan Geomatika merupakan bidang keilmuan yang mempelajari tentang  cara menentukan posisi baik di darat, laut maupun udara. Bidang keilmuan ini, tidak main-main karena hasil dari kerja penentuan posisi merupakan dasar bagi keilmuan lain, untuk melakukan perencanaan, contohnya :
    • Pertambangan : Dari posisi titik-titik tanah di pertambangan untuk menentukan bagian yang akan diuruk dan digali.
    • Sipil : Dari posisi titik-titik tanah, dapat dibuat pola kontur untuk menentukan posisi jalan paling efektif dan efisien, menentukan posisi bangunan yang paling aman dll
    • Planologi : Dari pola kontur, untuk menentukan perencanaan pembangunan wilayah yang terbaik.
    • Perminyakan : Dari posisi hasil analisis teman - teman geologi dan geofisika, diperlukan penentuan posisi koordinat dari semula hanya dari hitungan di dalam software, harus ditentukan titik tersebut di lapangan sesungguhnya, atau sering kami sebut proses stake out
Pentingnya hasil kerja, jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika, kenyataannya :

Belum adanya proses pengakuan profesi di bidang survey dan pemetaan di Indonesia.
Akibatnya banyak sekali :
    • Banyak pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh seorang surveyor geodesi, dengan pengawasan ketat dari hasil pengukuran tidak dilakukan oleh ahlinya. Contohnya, sebuah proses yang kami kenal dengan stake out, tidak benar - benar dilakukan oleh seorang dengan pengetahuan yang cukup. Sehingga mengakibatkan dry hole pada bidang perminyakan, pembangunan infrastruktur yang tidak sesuai dengan perencanaan, misal jalan yang seharusnya lurus menjadi berkelok, pada bidang sipil.
      • Analoginya, seperti operasi organ dalam pasien sakit, tapi bukan dokter spesialis penyakit dalam / dokter bedah yang melakukan operasi, tapi dokter gigi atau dokter anak. 

    • Banyak pekerjaan yang dilakukan hanya berdasarkan pemanfaatan alat geodesi. Bukan berdasarkan konsep dalam penyelesaian masalah. Penentuan posisi di lapangan tidak semudah kawan - kawan memakai GPS di ponsel kawan - kawan. Tahukan ? Saat kawan - kawan melihat hasil koordinat yang tertera, hasil pengukuran tersebut melewati atmosfer, sehingga mengandung bias, belum lagi kalau kawan - kawan melakukan pengukuran di dekat penghalang seperti pohon, tiang listrik dll. Dalam masa kuliah ini bahkan diperlukan 1 tahun untuk mengetahui konsep penentuan posisi menggunakan GPS tersebut. Seorang dosen pernah bilang di dalam kelas, "Bisa menggunakan alat saja, bukan berarti sudah ahli geodesi dan geomatika."
      • Analoginya, seperti dokter yang tahu cara pakai stetoskop, tapi ngga ngerti sebenernya apa yang akan didengarkan melalui stetoskop itu. 
    • Ketelitian pengukuran pun bisa dijadikan barang tawar - menawar. Sejujurnya saya masih mahasiswa, dan dosen bercerita di dalam kelas mengenai hal ini. Lalu... Apa artinya perhitungan posisi hingga berberapa di belakang koma, jika pada akhirnya ketelitian pengukuran dapat diturunkan berdasarkan ongkos.
      • Analoginya, seperti setelah diperiksa dokter, lalu kita bertanya,"Dok... Berapa lama saya bisa sembuh, saya akan bayar dokter lebih mahal supaya saya bisa sembuh lebih cepat, bisa kah dok ?" Padahal seharusnya, pelayanan dokter harus tetap sama walaupun dibayar murah ataupun mahal.
Okay... dari beberapa paparan di atas, semoga lebih membuka mata para pembaca sekalian tentang keilmuan Teknik Geodesi dan Geomatika. Dan, mungkin beberapa ke-teknik-an lain juga mengalami hal yang sama. Semoga menjadi perhatian kita bersama, demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

*Penggunaan analogi dengan profesi dokter, agar terlihat ketimpangan dalam pengelolaan sistem keprofesian. Karena saya melihat profesi dokter sudah sangat baik dalam keprofesiannya, dibandingkan dengan keteknikan.

salam,

Andrean Eka Lucianto

0 comments:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar. Jangan lupa follow blog ini :)

About


Buff - Planet Earth

Pengikut

 
Copyright © 2010 Manuskrip , All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger